Senin, 07 April 2014

Kunci Sukses


KUNCI SUKSES BELAJAR DI PONDOK PESANTREN DARUT TAFSIR
Oleh : KH. Nu’man Istichori

Apa  yang dimaksud dengan sukses belajar?  Pengertian berhasil atau sukses adalah apabila segala usaha yang kita lakukan bisa kita selesaikan  dengan “ Husnul Khotimah” atau berakhir dengan baik.
Tanda-Tanda Usaha Yang Berakhir Dengan Husnul Khotimah
 Paling tidak ada empat tanda yang harus dipenuhi apabila ingin disebut berakhir dengan husnul khotimah, yaitu:

  1.  Apabila usaha tersebut meninggalkan kesan positif bagi siapa saja yang terlibat di dalamnya. Artinya, tidak meninggalkan kesan negatif, apalagi meninggalkan yang memalukan.
  2.  Apabila usaha yang  kita lakukan berakhir dengan sukses dan tepat waktu.. Artinya, seluruh rencana yang telah diprogramkan tidak berhenti ditengah jalan dan tidak meleset dari waktu yang direncanakan.
  3. Apabila usaha tersebut bermanfaat yang sebesar-besarnya untuk diri sendiri dan orang banyak.
  4. Apabila usaha tersebut dapat dipetik pahalanya nanti di akhirat.
         Jelasnya, kalian bisa dianggap sukses dan berhasil belajar di pesantren ini, apabila kalian bisa  tamat dan meninggalkan kesan dan nama baik dan setelah itu kalian bisa menjadi alumni yang memenuhi harapan –harapan pesantren di masyarakat kelak.

Latar Belakang dan Tujuan Datang ke PP. Darut Tafsir                    
      Sebelum pembicaraan kunci sukses belajar ini kita lanjutkan, terlebih dahulu kalian harus mengerti dan menyadari sepenuhnya latar belakang kalian datang ke pesantren ini:
Ø  Untuk apa kalian datang ke pesantren ini ?
Ø  Apa yang kalian cari di sini ?
Ø  Siapa yang menyuruh kalian datang ke sini ?
Ø  Apa dan bagaimana status kalian di pesantren ini ?
        Pertanyaan-pertanyaan itu sangat penting dan harus senantiasa ditumbuh kembangkan di dalam hati dan pikiran kalian. Sebab jawaban kalian merupakan syarat Utama yang akan menentukan berhasil tidaknya kalian belajar dan menjadi santri di pesantren ini, Oleh karena itu cobalah kalian jawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan  Jujur, tuntas, dan penuh tanggung jawab. Apabila kalian tidak mampu menjawabnya, mintalah tolong kepada temen-teman atau guru-guru kalian.  Dan jika jawaban kalian salah atau tidak sesuai dengan  yang seharusnya, maka kalian harus segera meluruskanya denga jujur, tuntas dan bertanggungjawab pula. Jawaban yang salah akan menimbulkan niat dan persepsi yang salah pula terhadap pesantren ini, akibatnya apa yang kalian pikirkan, rasakan, dan kalian lakukan di pesantren ini  akan menjadi serba salah.
       
 KUNCI SUKSES BELAJAR                                                       
                Paling tidak harus ada empat kunci sukses yang mendasar yang harus kalian penuhi untuk bisa sukses belajar di pesantren ini dengan husnul khotimah. Keempat kunci sukses tersebut ialah:
  1. Kepercayaan yang utuh
  2. Kesadran yang tinggi
  3. Kemauan yang keras
  4. Taufiq dan Hidayah Allah SWT
 1. Kepercayaan Yang Utuh
                Setiap santri/ pelajar yang belajar di pesantren ini  harus percaya sepenuhnya kepada para pengasuh dan pendidik yang ada dipesantren ini, Yaitu bapak Kyai dan para guru-guru.  Percaya sepenuhnya kepada mereka, bukan berarti harus mengkultuskan mereka atau membenarkan segala tindakan mereka tanpa sikap kritis sedikitpun, atau mengikuti mereka secara membabi buta, bukan..dan bukan seperti itu, karena merekapun adalah manusia biasa, yang sewaktu-waktu pasti mereka melakukan kesalahan atau kekhilafan.
                Percaya kepada mereka maksudya adalah menyikapi mereka dengan penuh “husnud Dzon” (baik sangka) dan menghilangkan prasangka buruk, kecurigaan, apriori atau berbagai macam sikap dan tindakan yang bersumber dari “Suud Dzon” (buruk sangka) yang amat tercela dan dilarang oleh agama. Jelasnya pengertian kepercayaan yang utuh  kepada para pengasuh di pesantren adalah sebagai berikut:
  1. Percaya sepenuhnya pada niat ikhlas dan kejujuran para pengasuh pesantren dalam mendidik dan mengasuh para santri / pelajar.
  2. Percaya sepenuhnya bahwa nilai-nilai dan tujuan pendidikan di pesantren ini benar-benar ditegakkan diatas prinsip-prinsip yang islami, tarbawi dan ma’hadi.
  3. Percaya sepenuhnya bahwa semua program pendidikan yang telah ditetapkan di pesantren ini benar-benar untuk kepentingan masa depan para santri / pelajar
  1. Percaya sepenuhnya bahwa metode yang diterapkan di pesantren ini adalah metode yang paling efektif dan efesien.
    Keempat bentuk kepercayaan atau  husnud dzon tersebut haruslah kalian tanamkan dan patrikan kuat-kuat dalam hati kalian, dan harus menjadi landasan berpikr dan bertindak kalian sehari-hari, baik kalian masih belajar di pesantren ini atau setelah pulang kembali ke masyarakat. Tidak boleh hilang dan luntur, sebab syarat inilah yang menjadi landasan kekuatan sekaligus pengikat moral bagi hubungan emosional antara kalian dan pesntren ini. Sikap suud dzon dalam diri seorang santri/pelajar merupakan sikap yang berbahaya, secara lahiriyah fisiknya sehari-hari hidup di dalam pesantren, seolah-olah dia percaya dan penuh husnud dzon kepada para pengasuh didalamnya, tetapi pada saat yang bersamaan, hatinya diliputi oleh perasaan ragu, was-was, curiga dan tidak percaya kepada mereka. Bukankah itu merupakan sifat dan sikap orang munafik?
       Maka bagi santri/ pelajar yang mempunyai sifat dan sikap seperti itu dan tidak mampu menghilangkanya, kami anjurkan untuk keluar dari  pesantren ini dan mencari lembaga pendidikan  lain yang lebih sesuai dengan pikiran dan perasaanya.  Sebab keberadaanya tidak akan ada gunanya sama sekali, bahkan bisa-bisa menimbulkan mudhorat bagi santri-santri lainya. Ingatlah…berapa banyak santri yang secara lahiriyah nampak sukses dan berhasil belajar di sebuah pesantren, tetapi akhirnya ilmu yang mereka  miliki tidak bermanfaat, bahkan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri dan menjadi sumber malapetaka bagi orang lain.
Bagaimana cara mempertahankan kepercayaan (Husnud Dzon) agar tidak luntur dan berubah
      Untuk mempertahankan husnud dzon tersebut, cobalah kalian perhatikan dan laksanakan hal-hal berikut ini:
1.  Peliharalah terus husnud dzon tersebut dengan sikap yang logis dan rasional tapi penuh khusu’ dan tawaddu’,  pergunakan nalar dan hati nurani kalian.
2.   Kendalikan nafsu kalian dengan benar
3.  Hati-hati dan waspada terhadap godaan dan rayuan syaitan atau orang-orang yang tidak bertanggung jawab, yakni :
·         Orang yang tidak tahu dan tidak mengerti tentang  pesantren
·         Orang yang hasud, iri, dengki kepada kalian dan pesantren
·         Orang yang tidak suka bila pesantren ingin maju dan berkembang
4.  Taatilah semua displin dan aturan-aturan pesantren bukan karena terpaksa atau  pura-pura
        Bagaimana jika suatu saat kalian ragu-ragu, tidak mengerti atau tidak puas terhadap suatu kebijakan pondok pesantren, atau menghadapi masalah  rumit yang tidak terpecahkan?
  1. Sampaikanlah langsung kepada kami, bicarakan secara baik-baik, maka kami siap menampungnya dan insya Allah kami akan membantu kalian.
  2. Sampaikanlah dengan cara-cara Islami seperti yang lazim dilakukan oleh seorang santri, yaitu dengan cara-cara yang baik, sopan, lemah lembut dan penuh kebijaksanaan, tapi juga logis, faktual, rasional dan argumentatif.
  3. Janganlah sekali-kali kalian menyampaikannya dengan sikap yang arogan, hura-hura, menyinggung perasaan atau sikap yang menentang dan tidak sopan. Janganlah kalian melakukanya secara demonstratif dan jangan sekali-kali memaksakan kehendak.
  4. Sebelum disampaikan kepada kami, jangan disampaikan dahulu kepada orang lain yang berada di luar pesantren, termasuk kepada orang tua kalian, karena belum tentu mengerti atau memahami persolan yang sebenarnya. Akibatnya, hanya akan menimbulkan  salah paham bahkan fitnah (ingat, orang tua kalian telah menyerahkan kalian dan mempercayakanya kepada kami, sejak pertama kalian masuk ke pesantren ini).
  5. Jangan sekali-kali disebar-sebarkan ke luar atau dikalangan teman-teman kalian, hal ini amat berbahaya, kalian  bisa dianggap perusak dan penyebar fitnah
2. Kesadaran Yang Tinggi
      Setiap santri yang ingin sukses belajar di pesantren ini haruslah memiliki kesadaran yang tinggi (pengertian yang benar dan penghayatan yang dalam) terhadap suatu hal yang berhubungan dengan kesuksesan tersebut. Baik yang berasal dari dalam diri kalian  maupun yang datangnya dari luar diri kalian.
        Secara garis besar kesadaran yang tinggi tersebut harus mengacu kepada tiga hal, yakni:
  1. Sadar akan tugas kewajiban, hak-hak, fungsi dan statusnya dipesantren ini. Sebagai santri kalian  harus  tahu pasti apa kewajiban, hak-hak kalian, serta bagaimana sebenarnya status dan fungsi kalian di pesantren.
Kalian harus menghayati dan menjiwai hal-hal tersebut secara sungguh-sungguh dan mendalam, sehingga kalian bisa merealisasikanya dalam kehidupan sehari-hari. Sikap inilah yang sebenarnya disebut sadar diri
Apabila sadar diri ini kalian miliki, maka segala pikiran, perasaan dan tindakan kalian tetap berada pada jalan dan aturan yang benar dan pada akhirnya insya Allah akan mampu hidup dan berkembang di pesantren ini dengan tenang dan damai. Sebaliknya, para santri yang tidak sukses belajar di pesantren ini, pada dasarnya karena tidak sadar diri. Bagi mereka yang tidak mengerti hal-hal tersebut, atau mengerti tapi tidak menghayatinya, atau mungkin tidak mengerti dan tidak menghayatinya, maka akan timbul sifat-sifat dan prilaku yang negatif. Seperti tidak kerasan, tidak bersemangat, tidak berdisiplin, sering melanggar tata tertib dan aturan yang berlaku, bahkan sering kali menjadi penyakit yang berbahaya bagi santri lainya.
b.     Sadar bahwa kunci utama suksesnya belajar di pesantren ini terletak ditangan kalian sendiri  bukan di tangan orang lain.
Kalian harus mengerti dan menghayati sepenuhnya, bahwa sukses dan tidaknya kalian belajar disini sangat tergantung pada diri sendiri. Bapak Kyai dan para guru serta orang tua juga keluarga di rumah, hanyalah sekedar membantu dan membimbing kalian dari belakang.
Demikian pula semua program, sarana dan fasilitas pendidikan di pesantren ini hanyalah sekedar membantu untuk mempermudah kalian dalam meraih sukses, dan bukan faktor pertama yang paling menentukan. Oleh karena itu kalian harus memiliki sifat mandiri dan percaya diri dalam menjalankan kehidupan ini  dan memecahkan berbagai persoalan yang kalian hadapi. Kemandirian akan mampu menciptakan kepribadian yang utuh.
Kalian tidak boleh terlalu tergantung kepada orang lain, benda-benda atau situasi yang ada diluar kalian. Sebab sikap seperti itu hanya akan menimbulkan sifat rendah diri atau tidak percaya diri, menunjukkan sifat cengeng, kolokan dan menunjukkan bahwa kalian tidak memiliki kepribadian yag utuh. Kalian juga harus sadar bahwa mandiri atau percaya diri itu bukan berarti acuh tak acuh terhadap lingkungan, atau menolak bantuan dan kebaikan orang lain.
c.       Sadar  bahwa untuk bisa lulus di pesantren ini akan menemukan banyak kendala berupa rintangan, hambatan, ganguan dan godaan.
Kalian harus menyadari bahwa untuk meraih kesuksesan itu bukan pekerjaan yang mudah, tapi memerlukan perjuangan dan pengorbanan yang tidak sedikit dan memerlukan waktu yang panjang. Sepanjang waktu tersebut kalian pasti akan banyak menemukan kendala-kendala yang bermacam-macam; ada yang berupa rintangan, hambatan, gangguan, musibah dan ada pula cobaan serta ujian. Ini semua harus benar-benar kalian sadari agar kalian memiliki  kesiapan dan persiapan yang mandiri untuk menghadapi dan mengatasinya. Kendala-kendala apa saja yang biasa dihadapi santri/ pelajar.
Pada umumnya kendala-kendala dikalangan santri ada dua macam, yakni:
1.   Kendala yang bersal dari dalam diri kalian sendiri, seperti godaan nafsu muda, sifat cengeng, egois, perasaan yang tidak karuan, rasa jenuh/bosan, tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, tidak tahan mengikuti disiplin atau pelajaran dan lainya. Kendala-kendala yang berasal  dari dalam sendiri ini  biasanya  bersumber dari hawa nafsu.
2.  Kendala-kendala yang berasal dari luar diri kalian, seperti konflik dengan teman atau guru, menghadapi masalah keluarga atau ekonomi yang sangat rumit, terserang penyakit kronis yang sulit disembuhkan, tergoda oleh rayuan, godaan, ajakan atau fitnah yang datang dari syaitan atau orang yang tidak bertanggung jawab dan lainya. Kendala-kendala yang berasal dari luar diri sendiri ini biasanya bersumber dari prilaku syeitan yang terkutuk, baik yang berupa jin atau manusia.
Dari dua kelompok kendali tadi, kendala yang pertama yakni yang bersumber dari hawa nafsu jauh lebih besar dan berat daripada kendala yang kedua yang datangnya dari luar. Berjuang melawan hawa nafsu adalah jihad yang paling besar sebagaimana sabda rasul.
Cara Menghadapi dan Mengatasi Kendala-kendala
Ada beberapa cara yang bisa kalian lakukan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, antara lain:
a.    Usahakan agar kalian mengetahui apa jenis kendala  yang mengganggu kalian, apakah berasal dari dalam diri kalian sendiri atau kendala yang datang dari luar?
b.  Cobalah cari penyebab yang sebenarnya dari timbulnya kendala tersebut, mengapa kendala tersebut muncul?
c.       Cobalah cari alternatif  pemecahanya yang  kalian dapat lakukan
d.      Segeralah laksanakan alternatif tersebut agar kalian tidak berlarut-larut mengganggu kalian
e.      Jika kalian tidak berhasil, cobalah usahakan sekali lagi mencari alternatif lain yang mudah kalian lakukan.
f.        Akhirnya, jika kalian tidak juga berhasil mengatasi kendala tersebut, bertakwalah kepada Allah SWT, serahkan segala urusan kepada –Nya.
3.   Kemauan Yang Keras
     Kunci sukses yang ketiga  adalah kemauan yang keras.  Tanpa kemauan, seluruh kegiatan yang ada di muka bumi ini akan terhenti. Setiap Santri yang berada di pesantren ini harus memiliki kemauan yang keras. Artinya dia harus memilki semangat yang tinggi dan pantang menyerah serta harus mampu menumbuhkan motivasi yang kuat dalam dirinya, untuk itu coba perhatikan hal-hal berikut:
a.  Ingin mencapai dan meraih  prestasi yang setinggi-tingginya dalam berbagai bidang, baik intra maupun ekstra kulikuler
b.  Untuk dapat mengatasi kendala  baik  yang berasal dari dalam maupun yang datang dari luar dirinya selama berada di pesantren ini
c. Untuk berusaha sekuat tenaga  dengan berbagai upaya agara dapat menamatkan belajarnya di pesantren ini dengan husnul khotimah.

4. Taufiq dan Hidayah Allah SWT
    Kunci sukses yang keempat adalah Taufiq dan Hidayah Allah SWT. Artinya kita tidak mungkin mendapatkan sukses dalam usaha dan kegiatan apapun yang kita lakukan tanpa adanya Taufiq, Hidayah dan Ma’unah Allah SWT. Kita adalah makhluk yang lemah dan tidak memilki daya atau kekuatan apapun kecuali dari Allah SWT.
             Hidayah artunya petunjuk dan bimbingan Allah SWT agar kita selalu berjalan diatas jalan yang lurus dan benar, tidak menyimpang ke jalan yang sesat.  Tanpa Taufiq Allah SWT, tidak satupun kemauan kita yang menjadi kenyataan, bahkan kemauan yang sederhana saja, seperti kemauan untuk makan, berjalan, mengambil sesuatu dan lain-lain. Semua itu tidak akan bisa kita lakukan jika Allah SWT tidak menghendaki. Oleh karena itu keduanya amat kita butuhkan dalam hidup ini, khususnya untuk meraih sukses dalam belajar. Apalagi pengertian sukses bagi kita iadalah sukses di dunia dan sukses di akherat.
                Selain taufiq dan hidayah, kita juga amat membutuhkan rahmat (kasih saying), ma’unah (pertolongan), dan inayah (perhatian) Allah SWT. Agar dapat meraih sukses yang kita harapkan, cobalah kalian lakukan hal-hal berikut ini dengan sungguh-sungguh.
1.  Pertebal tauhid dan aqidah, jadikanlah dzikrullah sebagai suatu sifat kebiasaan yang selalu melekat pada diri kalian dimana saja berada.
2.   Laksanakan sholat berjama’ah lima waktu.
3.  Perbanyak ibadah sunnah (tahujjud, sholat hajat, dhuha, dan sholat-sholat lainya serta puasa-puasa sunnah). Sempatkanlah kalian mengerjakanya, insya Allah bisa.
4.  Jadikanlah kalimat-kalimat tauhid seperti: Bismillah, subhaanallah, Astaghfirullah, Allahu Akbar, Innalillah, Insya Allah, Masya Allah, Alhamdulilah dan sebagainya, sebagai ucapan-ucapan yang keluar dari bibir kalian setiap saat.
5.  Berdo’alah dan bermunjat kepada Allah sebanyak-banyaknya dan sekhusu’-khusu’nya ( bagi kalian  telah disediakan buku-buku aurad khusus)
6.   Hindarilah yang syubhat apalagi haram dan dilarang agama.
7.   Bersikaplah tawadhu’ dan tadlarru’ dalam segala hal, jauhilah sikap riya’, ujub dan takabur
8.    Akhirnya lakukanlah semuanya itu dengan istiqomah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar