KUNCI SUKSES BELAJAR DI PONDOK PESANTREN DARUT
TAFSIR
Oleh : KH. Nu’man
Istichori
Apa yang dimaksud dengan sukses belajar? Pengertian berhasil atau sukses adalah
apabila segala usaha yang kita lakukan bisa kita selesaikan dengan “ Husnul Khotimah” atau berakhir
dengan baik.
Tanda-Tanda Usaha
Yang Berakhir Dengan Husnul Khotimah
Paling
tidak ada empat tanda yang harus dipenuhi apabila ingin disebut berakhir dengan
husnul khotimah, yaitu:
- Apabila usaha tersebut meninggalkan kesan positif bagi siapa saja yang terlibat di dalamnya. Artinya, tidak meninggalkan kesan negatif, apalagi meninggalkan yang memalukan.
- Apabila usaha yang kita lakukan berakhir dengan sukses dan tepat waktu.. Artinya, seluruh rencana yang telah diprogramkan tidak berhenti ditengah jalan dan tidak meleset dari waktu yang direncanakan.
- Apabila usaha tersebut bermanfaat yang sebesar-besarnya untuk diri sendiri dan orang banyak.
- Apabila usaha tersebut dapat dipetik pahalanya nanti di akhirat.
Jelasnya, kalian bisa dianggap sukses
dan berhasil belajar di pesantren ini, apabila kalian bisa tamat dan meninggalkan kesan dan nama baik
dan setelah itu kalian bisa menjadi alumni yang memenuhi harapan –harapan
pesantren di masyarakat kelak.
Latar Belakang dan
Tujuan Datang ke PP. Darut Tafsir
Sebelum
pembicaraan kunci sukses belajar ini kita lanjutkan, terlebih dahulu kalian
harus mengerti dan menyadari sepenuhnya latar belakang kalian datang ke
pesantren ini:
Ø
Untuk apa kalian datang ke
pesantren ini ?
Ø
Apa yang kalian cari di
sini ?
Ø
Siapa yang menyuruh kalian
datang ke sini ?
Ø
Apa dan bagaimana status
kalian di pesantren ini ?
Pertanyaan-pertanyaan
itu sangat penting dan harus senantiasa ditumbuh kembangkan di dalam hati dan
pikiran kalian. Sebab jawaban kalian merupakan syarat Utama yang akan
menentukan berhasil tidaknya kalian belajar dan menjadi santri di pesantren
ini, Oleh karena itu cobalah kalian jawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan
Jujur, tuntas, dan penuh tanggung jawab.
Apabila kalian tidak mampu menjawabnya, mintalah tolong kepada temen-teman atau
guru-guru kalian. Dan jika jawaban
kalian salah atau tidak sesuai dengan
yang seharusnya, maka kalian harus segera meluruskanya denga jujur,
tuntas dan bertanggungjawab pula. Jawaban yang salah akan menimbulkan niat dan
persepsi yang salah pula terhadap pesantren ini, akibatnya apa yang kalian
pikirkan, rasakan, dan kalian lakukan di pesantren ini akan menjadi serba salah.
KUNCI SUKSES BELAJAR
Paling
tidak harus ada empat kunci sukses yang mendasar yang harus kalian penuhi untuk
bisa sukses belajar di pesantren ini dengan husnul
khotimah. Keempat kunci sukses tersebut ialah:
- Kepercayaan yang utuh
- Kesadran yang tinggi
- Kemauan yang keras
- Taufiq dan Hidayah Allah SWT
1. Kepercayaan Yang
Utuh
Setiap
santri/ pelajar yang belajar di pesantren ini
harus percaya sepenuhnya kepada para pengasuh dan pendidik yang ada
dipesantren ini, Yaitu bapak Kyai dan para guru-guru. Percaya sepenuhnya kepada mereka, bukan
berarti harus mengkultuskan mereka atau membenarkan segala tindakan mereka
tanpa sikap kritis sedikitpun, atau mengikuti mereka secara membabi buta,
bukan..dan bukan seperti itu, karena merekapun adalah manusia biasa, yang
sewaktu-waktu pasti mereka melakukan kesalahan atau kekhilafan.
Percaya
kepada mereka maksudya adalah menyikapi mereka dengan penuh “husnud
Dzon” (baik sangka) dan menghilangkan prasangka buruk, kecurigaan,
apriori atau berbagai macam sikap dan tindakan yang bersumber dari “Suud
Dzon” (buruk sangka) yang amat tercela dan dilarang oleh agama.
Jelasnya pengertian kepercayaan yang utuh
kepada para pengasuh di pesantren adalah sebagai berikut:
- Percaya sepenuhnya pada niat ikhlas dan kejujuran para pengasuh pesantren dalam mendidik dan mengasuh para santri / pelajar.
- Percaya sepenuhnya bahwa nilai-nilai dan tujuan pendidikan di pesantren ini benar-benar ditegakkan diatas prinsip-prinsip yang islami, tarbawi dan ma’hadi.
- Percaya sepenuhnya bahwa semua program pendidikan yang telah ditetapkan di pesantren ini benar-benar untuk kepentingan masa depan para santri / pelajar
- Percaya sepenuhnya bahwa metode yang diterapkan di pesantren ini adalah metode yang paling efektif dan efesien.
Keempat
bentuk kepercayaan atau husnud dzon tersebut haruslah kalian
tanamkan dan patrikan kuat-kuat dalam hati kalian, dan harus menjadi landasan
berpikr dan bertindak kalian sehari-hari, baik kalian masih belajar di
pesantren ini atau setelah pulang kembali ke masyarakat. Tidak boleh hilang dan
luntur, sebab syarat inilah yang menjadi landasan kekuatan sekaligus pengikat
moral bagi hubungan emosional antara kalian dan pesntren ini. Sikap suud dzon dalam diri seorang
santri/pelajar merupakan sikap yang berbahaya, secara lahiriyah fisiknya
sehari-hari hidup di dalam pesantren, seolah-olah dia percaya dan penuh husnud dzon kepada para pengasuh
didalamnya, tetapi pada saat yang bersamaan, hatinya diliputi oleh perasaan
ragu, was-was, curiga dan tidak percaya kepada mereka. Bukankah itu merupakan
sifat dan sikap orang munafik?
Maka
bagi santri/ pelajar yang mempunyai sifat dan sikap seperti itu dan tidak mampu
menghilangkanya, kami anjurkan untuk keluar dari pesantren ini dan mencari lembaga
pendidikan lain yang lebih sesuai dengan
pikiran dan perasaanya. Sebab
keberadaanya tidak akan ada gunanya sama sekali, bahkan bisa-bisa menimbulkan
mudhorat bagi santri-santri lainya. Ingatlah…berapa banyak santri yang secara
lahiriyah nampak sukses dan berhasil belajar di sebuah pesantren, tetapi
akhirnya ilmu yang mereka miliki tidak
bermanfaat, bahkan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri dan menjadi sumber
malapetaka bagi orang lain.
Bagaimana
cara mempertahankan kepercayaan (Husnud
Dzon) agar tidak luntur dan berubah
Untuk
mempertahankan husnud dzon tersebut,
cobalah kalian perhatikan dan laksanakan hal-hal berikut ini:
1. Peliharalah terus husnud dzon tersebut dengan sikap yang
logis dan rasional tapi penuh khusu’ dan
tawaddu’, pergunakan nalar dan hati
nurani kalian.
2. Kendalikan nafsu kalian
dengan benar
3. Hati-hati dan waspada
terhadap godaan dan rayuan syaitan atau orang-orang yang tidak bertanggung
jawab, yakni :
· Orang yang tidak tahu dan
tidak mengerti tentang pesantren
· Orang yang hasud, iri,
dengki kepada kalian dan pesantren
·
Orang yang tidak suka bila
pesantren ingin maju dan berkembang
4. Taatilah semua displin dan
aturan-aturan pesantren bukan karena terpaksa atau pura-pura
Bagaimana
jika suatu saat kalian ragu-ragu, tidak mengerti atau tidak puas terhadap suatu
kebijakan pondok pesantren, atau menghadapi masalah rumit yang tidak terpecahkan?
- Sampaikanlah langsung kepada kami, bicarakan secara baik-baik, maka kami siap menampungnya dan insya Allah kami akan membantu kalian.
- Sampaikanlah dengan cara-cara Islami seperti yang lazim dilakukan oleh seorang santri, yaitu dengan cara-cara yang baik, sopan, lemah lembut dan penuh kebijaksanaan, tapi juga logis, faktual, rasional dan argumentatif.
- Janganlah sekali-kali kalian menyampaikannya dengan sikap yang arogan, hura-hura, menyinggung perasaan atau sikap yang menentang dan tidak sopan. Janganlah kalian melakukanya secara demonstratif dan jangan sekali-kali memaksakan kehendak.
- Sebelum disampaikan kepada kami, jangan disampaikan dahulu kepada orang lain yang berada di luar pesantren, termasuk kepada orang tua kalian, karena belum tentu mengerti atau memahami persolan yang sebenarnya. Akibatnya, hanya akan menimbulkan salah paham bahkan fitnah (ingat, orang tua kalian telah menyerahkan kalian dan mempercayakanya kepada kami, sejak pertama kalian masuk ke pesantren ini).
- Jangan sekali-kali disebar-sebarkan ke luar atau dikalangan teman-teman kalian, hal ini amat berbahaya, kalian bisa dianggap perusak dan penyebar fitnah
2. Kesadaran
Yang Tinggi
Setiap
santri yang ingin sukses belajar di pesantren ini haruslah memiliki kesadaran
yang tinggi (pengertian yang benar dan penghayatan yang dalam) terhadap suatu
hal yang berhubungan dengan kesuksesan tersebut. Baik yang berasal dari dalam
diri kalian maupun yang datangnya dari
luar diri kalian.
Secara
garis besar kesadaran yang tinggi tersebut harus mengacu kepada tiga hal,
yakni:
- Sadar akan tugas kewajiban, hak-hak, fungsi dan statusnya dipesantren ini. Sebagai santri kalian harus tahu pasti apa kewajiban, hak-hak kalian, serta bagaimana sebenarnya status dan fungsi kalian di pesantren.
Kalian
harus menghayati dan menjiwai hal-hal tersebut secara sungguh-sungguh dan
mendalam, sehingga kalian bisa merealisasikanya dalam kehidupan sehari-hari.
Sikap inilah yang sebenarnya disebut sadar
diri.
Apabila
sadar diri ini kalian miliki, maka segala pikiran, perasaan dan tindakan kalian
tetap berada pada jalan dan aturan yang benar dan pada akhirnya insya Allah
akan mampu hidup dan berkembang di pesantren ini dengan tenang dan damai.
Sebaliknya, para santri yang tidak sukses belajar di pesantren ini, pada
dasarnya karena tidak sadar diri. Bagi mereka yang tidak mengerti hal-hal
tersebut, atau mengerti tapi tidak menghayatinya, atau mungkin tidak mengerti
dan tidak menghayatinya, maka akan timbul sifat-sifat dan prilaku yang negatif.
Seperti tidak kerasan, tidak bersemangat, tidak berdisiplin, sering melanggar
tata tertib dan aturan yang berlaku, bahkan sering kali menjadi penyakit yang
berbahaya bagi santri lainya.
b. Sadar bahwa kunci utama
suksesnya belajar di pesantren ini terletak ditangan kalian sendiri
bukan di tangan orang lain.
Kalian
harus mengerti dan menghayati sepenuhnya, bahwa sukses dan tidaknya kalian
belajar disini sangat tergantung pada diri sendiri. Bapak Kyai dan para guru
serta orang tua juga keluarga di rumah, hanyalah sekedar membantu dan
membimbing kalian dari belakang.
Demikian
pula semua program, sarana dan fasilitas pendidikan di pesantren ini hanyalah
sekedar membantu untuk mempermudah kalian dalam meraih sukses, dan bukan faktor
pertama yang paling menentukan. Oleh karena itu kalian harus memiliki sifat mandiri dan percaya diri dalam
menjalankan kehidupan ini dan memecahkan
berbagai persoalan yang kalian hadapi. Kemandirian akan mampu menciptakan
kepribadian yang utuh.
Kalian
tidak boleh terlalu tergantung kepada orang lain, benda-benda atau situasi yang
ada diluar kalian. Sebab sikap seperti itu hanya akan menimbulkan sifat rendah
diri atau tidak percaya diri, menunjukkan sifat cengeng, kolokan dan
menunjukkan bahwa kalian tidak memiliki kepribadian yag utuh. Kalian juga harus
sadar bahwa mandiri atau percaya diri itu bukan berarti acuh tak acuh terhadap
lingkungan, atau menolak bantuan dan kebaikan orang lain.
c.
Sadar bahwa untuk bisa lulus di pesantren ini akan
menemukan banyak kendala berupa rintangan, hambatan, ganguan dan godaan.
Kalian
harus menyadari bahwa untuk meraih kesuksesan itu bukan pekerjaan yang mudah,
tapi memerlukan perjuangan dan pengorbanan yang tidak sedikit dan memerlukan
waktu yang panjang. Sepanjang waktu tersebut kalian pasti akan banyak menemukan
kendala-kendala yang bermacam-macam; ada yang berupa rintangan, hambatan,
gangguan, musibah dan ada pula cobaan serta ujian. Ini semua harus benar-benar
kalian sadari agar kalian memiliki kesiapan dan persiapan yang mandiri
untuk menghadapi dan mengatasinya. Kendala-kendala apa saja yang biasa dihadapi
santri/ pelajar.
Pada
umumnya kendala-kendala dikalangan santri ada dua macam, yakni:
1. Kendala yang bersal dari
dalam diri kalian sendiri, seperti godaan nafsu muda, sifat cengeng, egois,
perasaan yang tidak karuan, rasa jenuh/bosan, tidak dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan, tidak tahan mengikuti disiplin atau pelajaran dan lainya.
Kendala-kendala yang berasal dari dalam
sendiri ini biasanya bersumber dari hawa nafsu.
2. Kendala-kendala yang
berasal dari luar diri kalian, seperti konflik dengan teman atau guru,
menghadapi masalah keluarga atau ekonomi yang sangat rumit, terserang penyakit
kronis yang sulit disembuhkan, tergoda oleh rayuan, godaan, ajakan atau fitnah
yang datang dari syaitan atau orang yang tidak bertanggung jawab dan lainya.
Kendala-kendala yang berasal dari luar diri sendiri ini biasanya bersumber dari
prilaku syeitan yang terkutuk, baik
yang berupa jin atau manusia.
Dari
dua kelompok kendali tadi, kendala yang pertama yakni yang bersumber dari hawa
nafsu jauh lebih besar dan berat daripada kendala yang kedua yang datangnya
dari luar. Berjuang melawan hawa nafsu adalah jihad yang paling besar
sebagaimana sabda rasul.
Cara Menghadapi dan Mengatasi
Kendala-kendala
Ada
beberapa cara yang bisa kalian lakukan untuk mengatasi kendala-kendala
tersebut, antara lain:
a. Usahakan agar kalian
mengetahui apa jenis kendala yang
mengganggu kalian, apakah berasal dari dalam diri kalian sendiri atau kendala
yang datang dari luar?
b. Cobalah cari penyebab yang
sebenarnya dari timbulnya kendala tersebut, mengapa kendala tersebut muncul?
c.
Cobalah cari
alternatif pemecahanya yang kalian dapat lakukan
d.
Segeralah laksanakan
alternatif tersebut agar kalian tidak berlarut-larut mengganggu kalian
e.
Jika kalian tidak berhasil,
cobalah usahakan sekali lagi mencari alternatif lain yang mudah kalian lakukan.
f.
Akhirnya, jika kalian tidak
juga berhasil mengatasi kendala tersebut, bertakwalah kepada Allah SWT,
serahkan segala urusan kepada –Nya.
3. Kemauan Yang Keras
Kunci
sukses yang ketiga adalah kemauan yang
keras. Tanpa kemauan, seluruh kegiatan
yang ada di muka bumi ini akan terhenti. Setiap Santri yang berada di pesantren
ini harus memiliki kemauan yang keras. Artinya dia harus memilki semangat yang
tinggi dan pantang menyerah serta harus mampu menumbuhkan motivasi yang kuat
dalam dirinya, untuk itu coba perhatikan hal-hal berikut:
a. Ingin mencapai dan
meraih prestasi yang setinggi-tingginya
dalam berbagai bidang, baik intra maupun ekstra kulikuler
b. Untuk dapat mengatasi
kendala baik yang berasal dari dalam maupun yang datang
dari luar dirinya selama berada di pesantren ini
c. Untuk berusaha sekuat
tenaga dengan berbagai upaya agara dapat
menamatkan belajarnya di pesantren ini dengan husnul khotimah.
4. Taufiq
dan Hidayah Allah SWT
Kunci sukses yang keempat adalah Taufiq dan Hidayah Allah
SWT. Artinya kita tidak mungkin mendapatkan sukses dalam usaha dan kegiatan
apapun yang kita lakukan tanpa adanya Taufiq, Hidayah dan Ma’unah Allah SWT.
Kita adalah makhluk yang lemah dan tidak memilki daya atau kekuatan apapun
kecuali dari Allah SWT.
Hidayah
artunya petunjuk dan bimbingan Allah SWT agar kita selalu berjalan diatas jalan
yang lurus dan benar, tidak menyimpang ke jalan yang sesat. Tanpa Taufiq Allah SWT, tidak satupun kemauan
kita yang menjadi kenyataan, bahkan kemauan yang sederhana saja, seperti
kemauan untuk makan, berjalan, mengambil sesuatu dan lain-lain. Semua itu tidak
akan bisa kita lakukan jika Allah SWT tidak menghendaki. Oleh karena itu
keduanya amat kita butuhkan dalam hidup ini, khususnya untuk meraih sukses
dalam belajar. Apalagi pengertian sukses bagi kita iadalah sukses di dunia dan
sukses di akherat.
Selain
taufiq dan hidayah, kita juga amat membutuhkan rahmat (kasih saying), ma’unah
(pertolongan), dan inayah (perhatian) Allah SWT. Agar dapat meraih sukses yang
kita harapkan, cobalah kalian lakukan hal-hal berikut ini dengan
sungguh-sungguh.
1. Pertebal tauhid dan aqidah,
jadikanlah dzikrullah sebagai suatu
sifat kebiasaan yang selalu melekat pada diri kalian dimana saja berada.
2. Laksanakan sholat
berjama’ah lima waktu.
3. Perbanyak ibadah sunnah
(tahujjud, sholat hajat, dhuha, dan sholat-sholat lainya serta puasa-puasa
sunnah). Sempatkanlah kalian mengerjakanya, insya Allah bisa.
4. Jadikanlah kalimat-kalimat
tauhid seperti: Bismillah, subhaanallah, Astaghfirullah, Allahu Akbar,
Innalillah, Insya Allah, Masya Allah, Alhamdulilah dan sebagainya, sebagai
ucapan-ucapan yang keluar dari bibir kalian setiap saat.
5. Berdo’alah dan bermunjat
kepada Allah sebanyak-banyaknya dan sekhusu’-khusu’nya ( bagi kalian telah disediakan buku-buku aurad khusus)
6. Hindarilah yang syubhat
apalagi haram dan dilarang agama.
7. Bersikaplah tawadhu’
dan tadlarru’ dalam segala hal,
jauhilah sikap riya’, ujub dan takabur
8. Akhirnya lakukanlah
semuanya itu dengan istiqomah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar